Kamis, 01 Agustus 2013

on 6 comments

Daftar Blog Dofollow yang Patut anda Coba

Ramadlan Bocah Edan Daftar Blog Dofollow yang Patut anda Coba
Sulitnya mencari backlink adalah kendala yang sudah biasa dialami oleh para blogger yang sedang mencari Backlink Dofollow,dan cara yang paling mudah untuk mendapatkan Backlink Dofollow ialah dengan berkomentar di Blog Dofollow,karena itu saya akan share Daftar Blog Dofollow.
Daftar Blog Dofollow yang Patut anda Coba
1. MMN
2. Links Dofollow
3. TeMplates MMn
4. Antoni Home
Nah sekian saja dulu bro,saya tidak bisa banyak banyak karena hanya itu yang biasa saya singgahi untuk mendapatkan backlink dofollow.
anda juga bisa menambahi Daftar Blog Dofollow yang Patut anda Coba dengan meninggalkan Komentar di Post Komentar yang sudah saya sediakan buat sobat.
read more
on Leave a Comment

Cara Membuat Read More Otomatis atau Cara Membuat Baca Selanjutnya di Blogspot

Cara Membuat Read More Otomatis atau Cara Membuat Baca Selanjutnya di Blogspot  | Cara Membuat Readmore Otomatis,Cara Membuat Baca Selanjutnya di Blogspot
langsung saja deh,soalnya saya lagi sangat males untuk bertele,apalagi Cara Membuat Read More Otomatis atau Cara Membuat Baca Selanjutnya di Blogspot adalah Tutorial jadul.
Oke kita langsung saja membahas Cara Membuat Read More Otomatis atau Cara Membuat Baca Selanjutnya di Blogspot 

1. cari <data:post.body/> lalu ganti dengan kode ini:
<b:if cond='data:blog.pageType == &quot;static_page&quot;'><br/><data:post.body/><b:else/>
<b:if cond='data:blog.pageType != "item"'><div expr:id='"summary" + data:post.id'><data:post.body/></div>
<script type='text/javascript'>createSummaryAndThumb("summary<data:post.id/>");
</script> <span class='rmlink' style='float:right;padding-top:20px;'><a expr:href='data:post.url'>read more</a></span></b:if>
<b:if cond='data:blog.pageType == "item"'><data:post.body/></b:if></b:if>
2. cari </head> dan taruh kode dibawah ini dibawahnya:

<script type='text/javascript'>var thumbnail_mode = "no-float" ;
summary_noimg = 250;
summary_img = 250;
img_thumb_height = 120;
img_thumb_width = 120;
</script>
<script type='text/javascript'>
//<![CDATA[
function removeHtmlTag(strx,chop){
if(strx.indexOf("<")!=-1)
{
var s = strx.split("<");
for(var i=0;i<s.length;i++){
if(s[i].indexOf(">")!=-1){
s[i] = s[i].substring(s[i].indexOf(">")+1,s[i].length);
}
}
strx = s.join("");
}
chop = (chop < strx.length-1) ? chop : strx.length-2;
while(strx.charAt(chop-1)!=' ' && strx.indexOf(' ',chop)!=-1) chop++;
strx = strx.substring(0,chop-1);
return strx+'...';
}
function createSummaryAndThumb(pID){
var div = document.getElementById(pID);
var imgtag = "";
var img = div.getElementsByTagName("img");
var summ = summary_noimg;
if(img.length>=1) {
imgtag = '<span style="float:left; padding:0px 10px 5px 0px;"><img src="'+img[0].src+'" width="'+img_thumb_width+'px" height="'+img_thumb_height+'px"/></span>';
summ = summary_img;
}
var summary = imgtag + '<div>' + removeHtmlTag(div.innerHTML,summ) + '</div>';
div.innerHTML = summary;
}
//]]>
</script>
3. Simpan dan Selesai deh.
gampang banget kan?
lah ia sob,wong hanya tinggal Copy dan paste saja hehehe..
Oh ia Baca juga:
read more

Rabu, 17 Juli 2013

on 18 comments

Puisi Di Bulan Ramadlan 2013

puisi di bulan ramadlan







 Mesjid Siang dan Malam
Aku ingin membagi khusukku
dengan mesjid itu
mesjid siang dan malam

aku rindu padamu mesjidku
dan segera kusiapkan basmalah
menghinggapi faring dan laring yang mengering
oleh panas juli

Aku bosan
aku muak di tempat ini
yang menawarkan sejuta maksiat pada bumi

aku ingin selalu
menikmati indahnya zikir
di mesjid ini
mesjid siang dan malam


Singgasana-Nya
Bias-bias pelangi hantui rembulan
memikirkan singgasanaNya yang terang
 benderang

kukuliti satu persatu warna yang ada
walau perih dan luka
mengintai nyawa fana

Dua atau tiga aroma
tak mampu menggoda otak dan mata
yang selalu sujud padaNya

bahkan jika
seluruh kata berbisa
menyengat sukma
tak kan mampu pengaruhi jiwa yang batu
dalam singgasanaNya


Takbir Raya
Geliat takbir semakin meraya
menyaksikan derita senja
epidermis yang amis
melesat ibukota iman
cakrawala airmata bersinar
sebagai korban pelampiasan
budak-budak kemungkaran

Dulu..
takbir tak pernah terdengar
bahkan untuk telinga yang melebar
karena serentetan pilar dendam


Nasihat Shalat
Shalat mencakram adrenalin
menafikan pita-pita gulita
melabuhkan kapal-kapal doa
pada samudra penuh cinta

bangkit pula airmata
setelah lama meniduri
 kota pasir bergigi
menambatkan fatihah pada poros agama

Shalat adalah senjata ‘
tuk bunuh sifat-sifat durjana
 yang melegenda
penuh tahta


Dzikir
Kugetarkan sunyinya malam
dengan untaian tasbih, tahmid, dan takbir
kepadaMu

kurangkul sajadah panjangku
dan kupetik sekuntum bunga untukMu

Kututup kedua mataku
karena kutahu
aku hidup untukMu
dan arsy kepunyaanMu

setiap kuteteskan airmata untukMu
Kau menjadikannya cahaya
Untuk menerangi tidurku
yang penuh dengan rambu-rambuMu

Setiap kuberikan bunga untukMu
Kau berikan emas permata
atau bahkan dunia kepadaku

setiap kuterjaga
setiap itu pula
kulalui indahnya malam bersamaMu

sekian dulu tentang puisi ramadlan semoga bermanfaan ..

read more

Sabtu, 06 Juli 2013

on 13 comments

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS
Diabetes Mellitus 


Pengertian


Klasifikasi 
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut : 
  1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
  2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
  3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
  4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)

Etiologi 
  1. Diabetes tipe I : 
    • Faktor genetik 
      Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.
    • Faktor-faktor imunologi 
      Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
    • Faktor lingkungan 
      Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta.
  2. Diabetes Tipe II 
    Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
     
    Faktor-faktor resiko :
     
    • Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
    • Obesitas
    • Riwayat keluarga

Tanda dan Gejala 
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.
 
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah :
 
1. Katarak
2. Glaukoma 
3. Retinopati 
4. Gatal seluruh badan 
5. Pruritus Vulvae 
6. Infeksi bakteri kulit 
7. Infeksi jamur di kulit 
8. Dermatopati 
9. Neuropati perifer 
10.Neuropati viseral 
11.Amiotropi 
12.Ulkus Neurotropik 
13.Penyakit ginjal 
14.Penyakit pembuluh darah perifer 
15.Penyakit koroner 
16.Penyakit pembuluh darah otak 
17.Hipertensi 
Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut. 
Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada pasien DM usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi akut. Defisiensi insulin yang tadinya bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan timbul keadaan ketoasidosis dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan hiperglikemia, dehidrasi dan ketonemia. Gejala yang biasa terjadi pada hipoglikemia seperti rasa lapar, menguap dan berkeringat banyak umumnya tidak ada pada DM usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi sebagai sakit kepala dan kebingungan mendadak.
 
Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala kebingungan dan koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak lebih jelas.


Pemeriksaan Penunjang 
  1. Glukosa darah sewaktu
  2. Kadar glukosa darah puasa
  3. Tes toleransi glukosa 
    Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl).
Kadar glukosa darah sewaktu 
  • Plasma vena : 
    • <100>
    • 100 - 200 = belum pasti DM
    • >200 = DM
  • Darah kapiler : 
    • <80>
    • 80 - 100 = belum pasti DM
    • > 200 = DM
Kadar glukosa darah puasa 
  • Plasma vena : 
    • <110>
    • 110 - 120 = belum pasti DM
    • > 120 = DM
  • Darah kapiler : 
    • <90>
    • 90 - 110 = belum pasti DM
    • > 110 = DM

Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan : 
  1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
  2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
  3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl).

Penatalaksanaan 
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
 
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
  1. Diet
  2. Latihan
  3. Pemantauan
  4. Terapi (jika diperlukan)
  5. Pendidikan
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Diabetes Mellitus 

Pengkajian 
  1. Riwayat Kesehatan Keluarga 
    Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
  2. Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya 
    Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
  3. Aktivitas/ Istirahat : 
    Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
  4. Sirkulasi 
    Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
  5. Integritas Ego 
    Stress, ansietas
  6. Eliminasi 
    Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
  7. Makanan / Cairan 
    Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan diuretik.
  8. Neurosensori 
    Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan penglihatan.
  9. Nyeri / Kenyamanan 
    Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
  10. Pernapasan 
    Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
  11. Keamanan 
    Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

Masalah Keperawatan 
  1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
  2. Kekurangan volume cairan
  3. Gangguan integritas kulit
  4. Resiko terjadi injury

Intervensi 
  1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein, lemak.
    Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
     
    Kriteria Hasil :
     
    Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
     
    Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
     
    Intervensi :

    • Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
    • Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien.
    • Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.
    • Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.
    • Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.
    • Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.
    • Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
    • Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
    • Kolaborasi dengan ahli diet.
  1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik. 
    Tujuan : kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi 
    Kriteria Hasil :
     
    Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat secara individu dan kadar elektrolit dalam batas normal.
     
    Intervensi :

    • Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik
    • Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul
    • Kaji frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas
    • Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa
    • Pantau masukan dan pengeluaran
    • Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung
    • Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung.
    • Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi tidak teratur
    • Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa, pantau pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K).
  1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati perifer). 
    Tujuan : gangguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkan penyembuhan.
     
    Kriteria Hasil :
     
    Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi
     
    Intervensi :

    • Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge, frekuensi ganti balut.
    • Kaji tanda vital
    • Kaji adanya nyeri
    • Lakukan perawatan luka
    • Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.
    • Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.
  1. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan 
    Tujuan : pasien tidak mengalami injury
     
    Kriteria Hasil : pasien dapat memenuhi kebutuhannya tanpa mengalami injury
     
    Intervensi :

    • Hindarkan lantai yang licin.
    • Gunakan bed yang rendah.
    • Orientasikan klien dengan ruangan.
    • Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
    • Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi.


DAFTAR PUSTAKA 
Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani, Jakarta:EGC, 1997. 

Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999. 

Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih, Jakarta : EGC, 1997. 

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002. 

Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996. 

Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2002


read more